Prabowo Ajukan Dubes Baru: Diplomasi Ekonomi dan Pertahanan di Era Global
Jakarta, 5 Juli 2025 – Presiden Prabowo Subianto mengajukan nama-nama kunci untuk menduduki posisi duta besar Indonesia. Di antaranya, Dwisuryo Indroyono Soesilo sebagai calon Dubes untuk Amerika Serikat dan Nurmala Kartini Sjahrir sebagai calon Dubes untuk Jepang, menandai fokus diplomasi Indonesia ke poros strategis global.
Profil Singkat Calon Dubes
Dwisuryo Indroyono Soesilo adalah mantan Menko Kemaritiman yang memiliki rekam jejak kuat dalam isu maritim dan lingkungan. Keahliannya di arena multilateral dipandang cocok untuk memperkuat hubungan Indonesia–AS.
Nurmala Kartini Sjahrir adalah antropolog dan ekonom dengan pengalaman di berbagai forum internasional. Ia dinilai mampu berperan penting dalam kerja sama teknologi dan pembangunan berkelanjutan antara Indonesia dan Jepang.
Fit & Proper Test DPR
Menurut Budi Djiwandono, Wakil Ketua Komisi I DPR, fit and proper test terhadap calon dubes ini telah dilaksanakan hari ini di Kompleks Parlemen. Selain kedua calon tersebut, sejumlah calon lainnya untuk Jerman, Slovakia, Singapura, dan UNESCO juga hadir dalam uji kelayakan.
Saran Pemerintah: Diplomasi yang Menyasar Ekonomi & Teknologi
- Menarik investasi langsung asing (FDI), terutama di sektor energi terbarukan dan teknologi tinggi.
- Mendorong kolaborasi riset dan inovasi antara Indonesia dan negara mitra.
- Menggenjot pasar ekspor produk UMKM melalui dukungan diplomatik langsung.
- Mendukung stabilitas geopolitik nasional melalui diplomasi bilateral dan multilateral.
“Presiden menghendaki agar Dubes hadir sebagai agen pembangunan ekonomi dan diplomasi digital, bukan semata simbol kenegaraan.” – Sekretariat Kabinet
Landasan Strategis
Dalam menghadapi dinamika global seperti ketegangan di Laut Cina Selatan dan transformasi energi dunia, para duta besar dituntut tidak hanya ahli protokol, tetapi juga mampu merumuskan kebijakan luar negeri yang proaktif dan inovatif.
Tanggapan Publik
Beberapa pihak menyoroti latar belakang dekat tokoh dengan elit pemerintahan sebagai potensi nepotisme. Namun, dengan proses fit and proper test DPR yang transparan, kredibilitas dan kemampuan teknis tetap menjadi tolok ukur utama.
Kesimpulan
Penunjukan calon dubes untuk AS dan Jepang ini mencerminkan strategi diplomasi Indonesia yang bergerak dari simbolik ke bentuk yang lebih pragmatis dan hasil-berorientasi. Bila disetujui, mereka akan menjadi ujung tombak diplomasi ekonomi Indonesia di panggung global.
Komentar
Posting Komentar