Debut Prabowo di KTT BRICS 2025: Misi Indonesia Menjadi Bridge-Builder Dunia
Presiden Prabowo Subianto mencatat sejarah dalam diplomasi global dengan menghadiri KTT BRICS ke-17 di Rio de Janeiro, Brasil, pada 6–7 Juli 2025. Ini merupakan keikutsertaan perdana Indonesia sebagai anggota penuh BRICS sejak 1 Januari 2025. Kehadiran ini menjadi simbol komitmen Indonesia untuk memperkuat peran Global South dan membangun tata dunia yang lebih adil dan inklusif.
Video Terkait:
1. Tema dan Posisi Strategis
KTT BRICS 2025 mengusung tema "Strengthening Global South Cooperation to a More Inclusive and Sustainable Governance". Dalam forum tersebut, Prabowo menekankan pentingnya Indonesia sebagai bridge-builder dunia, mempertemukan negara-negara dengan kepentingan berbeda dalam satu titik solusi kolaboratif.
2. Agenda Utama dan Diplomasi Ekonomi
Beberapa topik yang dibahas mencakup keamanan politik, reformasi tata kelola global, penguatan multilateralisme, serta kerja sama ekonomi, teknologi, dan lingkungan. Prabowo juga menyoroti potensi kerja sama riset AI, energi bersih, dan ketahanan pangan dengan negara-negara BRICS lainnya seperti Tiongkok, Rusia, dan India.
3. Pertemuan Bilateral di Brasilia
Usai forum utama, Presiden Prabowo melanjutkan agenda bilateral di Brasilia untuk memperkuat kerja sama strategis di bidang:
- Perdagangan ekspor komoditas strategis
- Ketahanan energi dan pangan
- Kolaborasi pertahanan dan militer
- Pertukaran teknologi berbasis lingkungan
4. Tantangan dan Sikap Indonesia
Keikutsertaan Indonesia dalam BRICS sempat memunculkan kekhawatiran dari negara-negara Barat. Namun pemerintah menegaskan bahwa posisi Indonesia tetap berada dalam prinsip bebas dan aktif. Indonesia tidak berpihak dalam konflik kekuatan besar, tetapi memperjuangkan kepentingan nasional dan solidaritas Global South secara seimbang.
5. Saran Kebijakan untuk Pemerintah
Agar Indonesia mampu memaksimalkan peluang strategis dari BRICS, berikut adalah rekomendasi yang perlu dipertimbangkan:
No | Saran Kebijakan | Tujuan |
---|---|---|
1 | Perkuat diplomasi ekonomi cerdas | Menarik investasi di sektor teknologi dan energi bersih |
2 | Perluas kerja sama teknologi militer-sipil | Mengoptimalkan transfer teknologi strategis |
3 | Aktifkan forum Global South tahunan | Menjadi pemimpin wacana Global South |
4 | Perkuat diplomasi publik internasional | Menghindari kesan berpihak dan membangun citra positif |
5 | Sinkronisasi kebijakan domestik | Menyesuaikan regulasi dengan standar BRICS |
6. Kesimpulan
Debut Prabowo di KTT BRICS bukan hanya sejarah, melainkan titik balik peran Indonesia di dunia. Dengan diplomasi cerdas dan kebijakan yang sinkron antara luar dan dalam negeri, Indonesia berpeluang menjadi kekuatan strategis dunia selatan yang tidak hanya didengar, tetapi juga dihormati.
Komentar
Posting Komentar