💰 Rasio Utang Indonesia Terendah di Dunia, Tegas Presiden Prabowo Subianto

💰 Rasio Utang Indonesia Terendah di Dunia, Tegas Presiden Prabowo Subianto

Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa saat ini rasio utang Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) berada pada tingkat yang sangat rendah dibandingkan sejumlah negara maju. Dalam pernyataannya baru-baru ini, beliau menyebut rasio ini sebagai salah satu yang terendah di dunia 2.

📺 Pernyataan Langsung dari Presiden

Video pernyataan Presiden Prabowo Subianto (Publikasi bulan lalu)

📊 Data & Fakta Terkini

  • Triwulan I 2025: Rasio utang luar negeri terhadap PDB tercatat sebesar 30,6% 3.
  • Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,87% (YoY) dan inflasi bulanan rendah, yakni sekitar 0,19%, tahunan 1,87% 4.
  • Cadangan devisa pada Maret 2025 mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah 5.

🌍 Perbandingan Global G20

  • Jepang: > 200% PDB
  • Amerika Serikat: ~ 120%
  • India: ~ 83%
  • Brasil: ~ 78%
  • Indonesia: ~ 30,6%

Posisi ini menunjukkan bahwa secara rasio, Indonesia memiliki beban utang yang sangat terkelola dan lebih ringan dibandingkan banyak negara, termasuk negara maju.

📌 Konteks & Implikasi Kebijakan

Data ini menunjukkan keberhasilan sinergi antara kebijakan fiskal pemerintah dan kebijakan moneter Bank Indonesia. Rasio rendah memberi ruang untuk belanja prioritas seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan tanpa menimbulkan tekanan fiskal besar. Namun, Pak Prabowo juga menekankan pentingnya “berani ambil utang yang tepat” untuk mempercepat pembangunan 6.

🎯 Tantangan & Catatan

Meskipun umum digunakan untuk membandingkan antara negara, rasio utang bukan satu-satunya indikator kesehatan fiskal. Beberapa hal perlu diperhatikan:

  • Beban bunga utang, yang sejauh ini masih relatif rendah dibandingkan penerimaan negara (< 10%).
  • Rencana pemerintahan baru yang akan memperluas belanja sosial, seperti program makan gratis, perlu diimbangi peningkatan penerimaan negara agar defisit tetap terkendali 7.

💡 Rekomendasi untuk Pemerintah

  • 📋 Fokuskan pada utang produktif: Proyek infrastruktur, pendidikan, dan energi yang mampu mendorong pertumbuhan.
  • 💬 Perkuat edukasi publik: Transparan soal rasio, beban bunga, dan pemanfaatan utang agar tidak tercipta persepsi negatif.
  • ⚖️ Jaga keseimbangan defisit: Dorong peningkatan penerimaan pajak sambil tetap mematuhi plafon 3% PDB.
  • 📊 Gunakan data real-time: Sistem monitoring utang dan alokasi anggaran agar lebih akuntabel.

📚 Kesimpulan 1000 Kata

Indonesia secara resmi berada dalam posisi yang sangat baik dari perspektif rasio utang terhadap PDB—salah satu yang terendah di dunia. Data Triwulan I 2025 (30,6%) menunjukkan stabilitas fiskal yang kuat, ditopang oleh inflasi rendah, cadangan devisa besar, dan pertumbuhan ekonomi positif. Meski demikian, isu utama bukan sekadar rasio, tetapi bagaimana utang itu digunakan. Pemerintahan Prabowo Subianto perlu memimpin dengan kebijakan utang yang produktif, transparan, dan menyertakan publik dalam memahami konteks fiskal nasional. Dengan cara ini, utang dapat menjadi alat transformasi ekonomi, bukan beban berkelanjutan.


Ditulis oleh: Redaksi PembangunanIndonesia
Sumber data: Kompas.com, ANTARA, Liputan6, Reuters 8

Komentar